Artificial Intelligence (AI)
A. Sejarah
AI
Menurut
H.A. Simon (dalam Kusrini, 2006), kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi
dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan hal yang
dalam pandangan manusia adalah cerdas. Menurut Rich & Knight (1991),
kecerdasan buatan (artificial
intelligence) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer
melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh
manusia. McLeod & Schell (2007), mengemukakan bahwa kecerdasan buatan
(artificial intelligence) pertama
kali di sebar hanya selama 2 tahun setelah general
electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan
bisnis. Kemudian pada tahun 1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan
bagaimana caranya agar mesin dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa
dikerjakan oleh manusia, kemudian muncullah suatu bidang ilmu komputer yang
berusaha untuk membuat mesin atau komputer yang dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia yang dinamakan dengan kecerdasan
buatan (artificial intelligence). Kecerdasan
buatan sendiri dimunculkan oleh seorang profesor dari Massachusetts institute of Technology yang bernama John McCarthy
pada tahun 1965 pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI. Pada konferensi tersebut juga
didefinisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu : mengetahui dan
memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat
menirukan kelakuan manusia tersebut. Beberapa program AI yang mulai dibuat pada tahun 1956-1966, antara lain:
1. Logic Theorist,
diperkenalkan pada Dartmouth Conference,
program ini dapat membuktikan teorema-teorema matematika..
2. Sad Sam,
diprogram oleh Robert K. Lindsay (1960). Program ini dapat mengetahui
kalimat-kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa inggris dan mampu
memberikan jawaban dari fakta-fakta yang didengar dalam sebuah percakapan..
3. ELIZA,
diprogram oleh Joseph Weinzenbaum (1967). Program ini mampu melakukan terapi
terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan.
B.
AI dan
Kognisi Manusia (Mesin Berfikir)
Pengertian
Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence )
Adalah
kegiatan yang diberikan kepada mesin seperti komputer yaitu kemampuan untuk menampilkan
perilaku yg dianggap cerdas yang diamati pada manusia.
C. AI
dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, Net Talk)
Eliza
adalah salah Sistem Pakar yang dikembangkan pada tahun 1966. Ini adalah program
computer terapis yang dibuat oleh
Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang
berkonsultasi dengan seorang terapis.
Parry
adalah Sistem Pakar yang dikembangkan di Stanford University oleh seorang
psikiater, Kenneth Colby, Hilf, Webber dan Kreamer pada tahun 1972 yang
mensimulasikan seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori
menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respon
psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan
penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan
antara respon simulasi computer dan
respon manusia.
Net Talk
program ini jenisnya cukup bebeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron,
sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembankan oleh Sejnowki
disekolah medis Harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program
ini , NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras.
D. Penggunaan
AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem
pengambilan keputusan Diagnosa ( Contoh Kasus)
Kontribusi Artificial
intelegence dalam bidang psikologi dapat dijelaskan dengan penggunaan AI
sebagai expert system. Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan
kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan
bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti
yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat
menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun
‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli,
sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Mendiagnosa
suatu penyakit yang terjadi. Jadi, ketika seseorang mereasakan bahwa kondisi
fisik nya kurang enak (dadanya terasa sakit, napasnya sulit, dan kepala pusing)
tidak langsung meminum obat untuk menghilangkannya, tetapi perlu ke rumah sakit
untuk memerikasakan kondisi yang sebenarnya apakah yang terjadi pada tubuh
orang tersebut dan hasilnya akan akurat karena akan diperiksa melalui beberapa
tahap dan prosedur, dan ada tindakan selanjutnya atau tidak. Tetapi untuk
mengetahui hasilnya harus menunggu selama beberapa jam atau bisa sehari hari.
Daftar
pustaka
Aliyah, Siti.
Diakses pada tanggal 1 januari 2017. http://sitialiyah.staff.gunadarma.ac.id/
Kusrini, R.
(2006). Sistem pakar dan teori aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.Solso,
R., Maclin, O.,
& Maclin, M. (2008). Psikologi Kognitif (8th ed.). Jakarta : Erlangga
Rich, E. &
K. Knight. (1991). Atrificial
intelligence. New York: McGraw-Hill.
Rohman, F & Fauziah,
A. (2008). Rancang bangun aplikasi sistem pakar untukmenentukan
jenis gangguan perkembangan pada anak. Jurnal media informatika. Volume. 6, No. 1:1-2
McLeod, R.,
& Schell, G. P. (2007). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.Kusumadewi,
S. (2003). Artificial Intelligence
(Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
No comments:
Post a Comment