Judul
Materi : 1.Penyesuaian diri dari pertumbuhan
2.Stress
2.Stress
Tugas :
2
Nama : Denada Aprilia Putri
Kelas : 2PA13
Npm :12513159
A. Penyesuaian
Diri dan Pertumbuhan
A) Pengertian
dan Konsep Penyesuaian Diri
Dalam
istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah biologi) disebut
dengan istilah adjusment. Adjusment itu sendiri merupakan suatu
proses untuk mencari titik temu atara kondisi diri sendiri dan tuntutan
lingkungan (Davidoff dalam Hermawan, 2010). Manusia dituntut menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu
sendiri secara alamiah juga mendorong manusia terus menerus untuk menyesuaikan
diri. Sering kali penyesuaian diri dimengerti sebagai misalnya, kemampuan
individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok. Individu yang sehat
mestinya dapat memahami dan melakukan tindakan sesuai dengan harapan sesuai
dengan kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya.
Penyesuaian
diri juga bisa dipahami sebagai mengatur kembali ritme hidup atau jadwal
harian. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah orang yang dengan
cepat mampu mengelola dirinya meghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Misalnya, dia bisa belajar lebih giat, menyediakan waktu lebih banyak untuk
brlajar daripada kegiatan lain karena menjelang ujian. Atau dia bisa mematuhi
nasehat dokter untuk mengatur pola dan jenis makanannya karena menderita
diabetes.
Sebenarnya
dalam bahasa Inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang berbeda
maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjusment). Kedua
istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuaian diri,
tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar.
Adaptasi
(adaptation) memiliki pengertian individu melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan. Pengertian lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan
terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkungan. Jadi pada
adaptasi, diri individulah yang berubah untuk melakukan penyesuaian. Contoh
sederhana dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu
individu membuka pakaiannya, atau minum air dingin supaya tetap merasa nyaman.
Penyesuaian
(adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai
dengan diri individu. Pengertian ini lenih menekankan pada perubahan lingkungan
yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. Misalnya,
pada suhu yang panas, individu lalu memasang fan atau menyalakan air
conditioner supaya suhu ruangan berubah seperti yang diinginkan. Pada contoh
ini, individu tidak berubah tetapi lingkunganlah yang berubah.
Penyesuaian
diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam
pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu
menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme
penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya,
individu dianggap kaku bil kurang mampu menggunakankedua mekaisme tersebut
dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.
B) Pertumbuhan
Personal
Definisi
Pertumbuhan
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain lain.
(Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 1998 : 44)
Pengertian
pertumbuhan personal
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
·
Faktor Biologis
Semua
manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala,
tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat
khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik
fisik yang sama.
·
Faktor Geografis
Setiap
lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya.
Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan
mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan
fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain,
maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
·
Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan
kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti
semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama
juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
·
Aliran asosiasi
perubahan
terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri
(kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan)
maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan
reflektion.
·
Psikologi gestalt
pertumbuhan
adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal
sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
·
Aliran sosiologi
Pertumbuhan
adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial
maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
B. Stress
A. Arti
Penting Stress
Istilah
stres ditemukan oleh Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres
sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan
padanya. Dengan kata lain istilah stres dapat digunaan untuk menunjukkan suatu
perubahan fisik yang luas yang disulut oleh berbagai faktor psikoogis atau
faktor fisik atau kombinasi kedua faktor tersebut.
Stres
adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidak
seimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat dari faktor lingkungan
eksternal, organisasi atau orang lain (Szilagyi, 2000). Stres biasanya dianggap
sebagai sesuatu yang negatif. Sering dikira disebabkan oleh sesuatu yang buruk,
dan disebut sebagai distress.Tetapi ada juga stres yang positif, yang
disebabkan oleh sesuatu yang baik, misal dipromosikan untuk kenaikan pangkat
dengan diberikan pekerjaan di tempat lain.Gibson, Ivancevich dan Donnely (1996)
mendefinisikan stress sebagai suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh
perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis, akibat dari setiap
tindakan lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan
psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang. Definisi tersebut
menggambarkan stres sedikit lebih negatif, sedangkan menurut pakar stres, Dr.
Hans Selye,memperkenalkan stres sebagai suatu rangsangan dalam pengertian
positif ,disebut sebagai Eutress. Eustressmembuat individu mampu
beradaptasi terhadap lingkungan dan menyebabkan terjadinya perkembangan ke
arahyang lebih baik. Eutress diperlukan dalam hidup.
Menurut
Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan
kerena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Sedangkan menurut
Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa
atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. Stres
tidak hanya kondisi yang menekan seseorang ataupun keadaan fisik atau
psikologis seseorang maupunreaksinya terhadap tekanan tadi, akan tetapi stres
adalah keterkaitan antara ketiganya (Prawitasari, 1989). reaksinya terhadap
tekanan tadi, akan tetapi stres adalah keterkaitan antara ketiganya
(Prawitasari, 1989).
B. Tipe-tipe
Stress Psikologis
Manusia
berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat
memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya
adanya infeksi bakteri, akan juga berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula
suatu stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan fisik. Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres
psikologis, yang sering terjadi bersamaan
Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
Konflik.
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
- Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
- Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
Konflik.
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
- Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
- Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
C.
Symptom Reducing Responses Terhadap
Stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi adalah suatu
cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya
menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain
tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya
memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya,
maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
Kompensasi
Seorang individu tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang
lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun
prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku seseorang yang
gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut
dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya
berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya
karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib saat
melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
·
Sublimasi
Sublimasi adalah suatu
mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam
bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong
hewan.
·
Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme
perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri
atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih
rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya,
namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
·
Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan
dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang
wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam
pribadinya.
·
Reaksi Konversi
Secara singkat mengalihkan
koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar
saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
·
Represi
Represi adalah konflik
pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke
dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan
yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi
siang.
·
Supresi
Supresi yaitu menekan
konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau
memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata
"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
·
Denial
Denial adalah mekanisme perilaku
penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita
diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
·
Regresi
Regresi adalah mekanisme
perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari
pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia
menarik diri dari perkumpulannya.
·
Fantasi
Fantasi adalah apabila
seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
·
Negativisme
Adalah perilaku seseorang
yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak
terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos
sekolah.
·
Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk pertahanan diri
untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk
perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha
menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D.
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Salah satu cara dalam
menangani stress yaitu menggunakan metodebiofeddback, tekniknya adalah
mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk
menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk
diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri
kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan
berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada
Tuhan).
Strategi Coping
untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan
penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus penanganan stress atau
coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping
yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah istilah
Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping yang
digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2. Coping
yang berfokus pada emosi (problem focused coping)adalah isitlah Lazurus
untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan respon terhadad
situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penialaian
defensif.
Strategi Penanganan stress denagn
mendekat dan menghindar
1. Strategi
mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk
memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut
dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara
langsung.
2. Strategi
menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk
menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam
tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
Daftar
Pustaka
No comments:
Post a Comment