A. Pengertian Internet Addiction
Disorder (Kecanduan Internet)
Internet Addiction adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi
tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal,
jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang
sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor,
kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan
diri), dan tergangunya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas).
Internet Addiction adalah pola penggunaan internet yang
maladaptive yang menghasilkan pengrusakan atau distress secara klinis yang
terwujudkan dalam tiga atau lebih kriteria. Internet Addiction merupakan
kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya pada layar
komputernya lebih menarik dibandingkan dengan kehidupannya sehari-hari.
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet
meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring
sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.
Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik
gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk
dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan
psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini
termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang
digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat
elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang
mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka
yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin
kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.
Menurut Young (1996),
seseorang bisa disebut kecanduan pada internet apabila individu tersebut
menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku tersebut dibuat
berdasarkan pada kriteria-kriteria kecanduan berjudi (pathological gambling)
yang dapat membedakan antara orang yang kecanduan pada internet dan yang tidak
sampai kecanduan. Seorang pengguna internet sudah dapat digolongkan sebagai
pecandu internet bila ia memenuhi sedikitnya lima dari delapan kriteria yang
disebutkan oleh Young.
Young membagi kecanduan internet kedalam 5 kategori, yaitu :
· Cybersexual addiction,
yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs-situs porno atau
cybersex secara kompulsif.
· Cyber-relationship
addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber
· Net compulsion, yaitu
seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan (cyber shopping atau day
trading) atau perjudian (cybercasino)
· Information overload, yaitu
seseorang yang menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif
· Computer addiction, yaitu
seseorang yang terobsesi pada permainan-permainan online (online games).
Sejumlah gejala pola perilaku telah dicantumkan oleh Kimberley Young, seorang peneliti tentang kecanduan internet, untuk menentukan apakah seseorang sudah digolongkan sebagai pecandu. internet adalah sebagai berikut:
· Pikiran pecandu internet
terus-menerus tertuju pada aktivitas berinternet dan sulit untuk dibelokkan ke
arah lain
· Adanya kecenderungan
penggunaan waktu berinternet yang terus bertambah demi meraih tingkat kepuasan
yang sama dengan yang pernah dirasakan sebelumnya
· Yang bersangkutan secara
berulang gagal untuk mengontrol atau menghentikan penggunaan internet
· Adanya perasaan tidak
nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika yang bersangkutan berusaha
menghentikan penggunaan internet
· Adanya kecenderungan untuk
tetap on-line melebihi dari waktu yang ditargetkan
· Penggunaan internet itu
telah membawa risiko hilangnya relasi yang berarti, pekerjaan, kesempatan
studi, dan karier.
· Penggunaan internet
menyebabkan pengguna membohongi keluarga, terapis, dan orang lain untuk
menyembunyikan keterlibatannya yang berlebihan dengan internet
· Internet digunakan untuk
melarikan diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan-perasaan negatif
seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan sebagainya.
Internet Addiction memberikan dampak negative bagi para
penggunanya. Namun hal ini bukan berarti tidak dapat dicegah. Internet
Addiction dapat dicegah dengan membatasi waktu pemakaian internet serta
mengetahui dan memahami website-website apa saja yang pantas untuk dikunjungi
sesuai tingkatan usia. Apabila pengguna sudah dapat menyeimbangkan dirinya
dalam berinternet, dampak kecanduan internet akan bisa diatasi.
B. Kasus
1. Jakarta – Internet sangat akrab dengan masyarakat sekarang ini,
khususnya kaum muda, bahkan termasuk anak-anak. Banyak dari mereka yang tidak
bisa lepas dari internet walau hanya sehari. Hal inilah yang perlu untuk
diperhatikan, karena kecanduan internet pastinya bisa menimbulkan berbagai
dampak negatif, salah satunya adalah radiasi.
Dilansir
dari Asiaone, Sabtu (24/8/2013), terjadi jumlah peningkatan kaum muda yang
sangat terobsesi menggunakan smartphone dan komputer. Menurut survei terbaru
yang dilakukan oleh tim peneliti Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan
Kesejahteraan di Singapura, sekitar 520.000 pelajar SMP dan SMA mengalami
kecanduan internet, terutama untuk game online dan e-mail. Survei menunjukkan bahwa 9
persen dari pelajar SMP dan 14 persen dari pelajar SMA mengakses internet lebih
dari lima jam setiap hari kerja.Apa yang tidak boleh diabaikan dalam survei ini
adalah bahwa persentase yang signifikan dari siswa yang diyakini begitu
terobsesi untuk ‘online’ tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengakses
internet. Mereka merasa seperti terkena iritasi jika mereka harus berhenti
menggunakannya. 60 persen dari kaum muda yang mengikuti survei juga
menderita gangguan tidur pada malam hari, waktu siang hari dan malam mereka pun
cenderung terbalik akibat daya serap mereka di internet pada larut malam. Dalam
beberapa kasus, mereka melewati sekolah dan membatasi diri mereka di
kamar.Kecanduan kaum muda ini terhadap internet selama masa pertumbuhan mereka
merusak pikiran dan tubuh mereka. Situasi ini sangatlah serius.Beberapa pecandu
internet memiliki gangguan gizi karena kebiasaan makan yang tidak teratur.
Mereka juga menunjukkan gejala penyumbatan pembuluh darah serta penggumpalan
darah akaibat berjam-jam mempertahankan postur duduk yang sama. Semakin kecanduan
dengan internet, semakin besar kemungkinan mereka akan merasa
tertekan.Perhatian medis dibutuhkan untuk orang yang mengalami kecanduan serius
terhadap internet. Terus berjam-jam menghabiskan waktu menggunakan internet
bisa membuat pecandu lebih sadar dengan masalah mereka. Pada beberapa rumah
sakit, dokter dan psikolog klinis memberikan konseling. Namun hanya
beberapa lembaga medis yang memiliki departemen yang mampu menyediakan
perawatan khusus. Hal ini diperlukan untuk memelihara spesialis dengan keahlian
yang cukup untuk menyembuhkan orang kecanduan internet dan menciptakan
pusat-pusat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi pecandu.Memang tidak bisa
dipungkiri, sekarang ini internet merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti belajar dan bekerja. Smartphone tersebar dengan
cepat. Ada kemungkinan kuat jumlah pecandu internet akan meningkat.Tapi jika digunakan secara berlebihan tentunya tidak bagus. Oleh
karena itu, diharapkan dalam menerima pelajaran dengan bantuan komputer di
sekolah, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana menggunakan perangkat
elektronik. Mereka juga harus didorong untuk menyadari bahaya penggunaan
internet secara berlebihan. Bagi orang tua, dalam membeli
smartphone untuk anak-anak mereka, sebaiknya meletakkan aturan-aturan pada
mereka berapa banyak jam mereka boleh menggunakannya setiap hari.
2. Sekitar 4 juta remaja di China kecanduan Game online
yang tidak sehat sehingga mereka keasyikan menghabiskan waktunya di warnet game
online daripada bermain di dunia nyata. Hal ini membuat prihatin kebanyakan
orang, karena kecanduan internet dapat menyebabkan kepekaan seseorang terhadap
kehidupan sosialnya berkurang. Sebagai respon terhadap hal ini, sebuah komite
di parlemen pun meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap game internet yang
di nilai punya konten illegal atau tidak pantas. Seperti menampilkan kekerasan,
pornografi, dan bahkan game yang tidak patriotic. Juga dianggap perlu adanya
teknologi yang bisa memutus otomatis permainan game jika orang sudah terlalu
lama bermain.
C. Analisis Permasalahan
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Universitas Bonn
dan The Central Institute of Mental Health (ZI) di Mannheim, Jerman,
menunjukkan adanya indikasi hubungan genetik molekuler dalam kecanduan
Internet.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan Journal of Addiction Medicine edisi bulan September 2012, peneliti utama Dr. Christian Montag dari Universitas Bonn mengatakan para peneliti mewawancarai 843 orang tentang kebiasaan mereka menggunakan Internet dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil analisis jawaban kuesioner mereka menunjukkan bahwa 132 laki-laki dan perempuan dalam kelompok ini menunjukkan perilaku bermasalah dalam menangani media daring (online); seluruh pikiran mereka berkutat seputar Internet sepanjang hari dan merasa sangat terganggu bila harus melalui hari tanpa Internet.
Para peneliti kemudian membandingkan genetik dari orang-orang yang kecanduan Internet dengan orang yang mampu mengendalikan kebiasannya menggunakan media itu dan melihat adanya variasi genetik yang berperan dalam kecanduan nikotin pada 132 orang yang kecanduan Internet.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan Journal of Addiction Medicine edisi bulan September 2012, peneliti utama Dr. Christian Montag dari Universitas Bonn mengatakan para peneliti mewawancarai 843 orang tentang kebiasaan mereka menggunakan Internet dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil analisis jawaban kuesioner mereka menunjukkan bahwa 132 laki-laki dan perempuan dalam kelompok ini menunjukkan perilaku bermasalah dalam menangani media daring (online); seluruh pikiran mereka berkutat seputar Internet sepanjang hari dan merasa sangat terganggu bila harus melalui hari tanpa Internet.
Para peneliti kemudian membandingkan genetik dari orang-orang yang kecanduan Internet dengan orang yang mampu mengendalikan kebiasannya menggunakan media itu dan melihat adanya variasi genetik yang berperan dalam kecanduan nikotin pada 132 orang yang kecanduan Internet.
"Yang sudah kita tahu tentang reseptor nicotinic
acetylcholine dalam otak adalah bahwa mutasi pada gen terkait memicu perilaku
adiktif," jelas Dr. Montag dalam artikel yang dimuat laman resmi
Universitas Bonn.
"Tampaknya hubungan ini tidak hanya penting untuk kecanduan nikotin, tapi juga kecanduan Internet," tambahnya.
Dari hasil analisis, para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang sangat bergantung pada Internet dalam kesehariannya lebih sering membawa mutasi pada gen CHRNA4, yang biasanya berhubungan dengan kecanduan nikotin.
"Dalam kelompok subyek dengan masalah perilaku dalam menggunakan Internet, variasi ini lebih sering muncul, khususnya pada perempuan," kata Dr. Montag.
Temuan itu masih harus divalidasi lebih lanjut dengan penelitian yang melibatkan lebih banyak subyek karena hasil survei menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan punya masalah kecanduan Internet dibandingkan dengan perempuan.
"Tapi data terkini sudah menunjukkan bahwa ada indikasi jelas tentang faktor genetik penyebab kecanduan Internet," katanya.
Ia menambahkan, temuan mutasi itu menjadi sebuah penanda biologi yang memungkinkan pencirian kecanduan menggunakan media daring dari sudut pandang ilmu syaraf.
"Jika hubungan semacam itu bisa dipahami lebih baik, maka ini akan menghasilkan petunjuk penting untuk terapi yang lebih baik," demikian menurut peneliti dari Departement for Differential and Biological Psychology di Universitas Bonn itu.
"Tampaknya hubungan ini tidak hanya penting untuk kecanduan nikotin, tapi juga kecanduan Internet," tambahnya.
Dari hasil analisis, para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang sangat bergantung pada Internet dalam kesehariannya lebih sering membawa mutasi pada gen CHRNA4, yang biasanya berhubungan dengan kecanduan nikotin.
"Dalam kelompok subyek dengan masalah perilaku dalam menggunakan Internet, variasi ini lebih sering muncul, khususnya pada perempuan," kata Dr. Montag.
Temuan itu masih harus divalidasi lebih lanjut dengan penelitian yang melibatkan lebih banyak subyek karena hasil survei menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan punya masalah kecanduan Internet dibandingkan dengan perempuan.
"Tapi data terkini sudah menunjukkan bahwa ada indikasi jelas tentang faktor genetik penyebab kecanduan Internet," katanya.
Ia menambahkan, temuan mutasi itu menjadi sebuah penanda biologi yang memungkinkan pencirian kecanduan menggunakan media daring dari sudut pandang ilmu syaraf.
"Jika hubungan semacam itu bisa dipahami lebih baik, maka ini akan menghasilkan petunjuk penting untuk terapi yang lebih baik," demikian menurut peneliti dari Departement for Differential and Biological Psychology di Universitas Bonn itu.
D. Solusi
Sebaiknya kita mempergunakan waktu sebaik
mugkin untuk hal-hal yang positif dan lebih penting , karena waktu terus
berputar jangan sampai hal yang penting terlewatkan hanya untuk kesenangan saja
misalnya seperti sholat . Dahulukan hal-hal yang penting untuk mencari
informasi.
http://www.antarajateng.com/detail/kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen.html